“Menurut kamu apa fokus utama yang harus diperbaiki di dunia pendidikan saat ini?”
Ya, mungkin suatu pertanyaan yang mungkin bisa mudah atau bahkan susah untuk menjawabnya. Kini pendidikan tak hanya dapat dilihat dari satu perspektif saja namun juga bisa dilihat dari berbagai perspektif, itulah mungkin yang menjadikan susah untuk menjawab pertanyaan di awal, namun tentunya ada satu hal yang menjadikan akar dari permasalahan pendidikan Indonesia yang sering dikeluhkan.
“Jer Basuki Mawa Bea”, ya itulah pepatah jawa yang artinya setiap keinginan untuk mencapai sesuatu pastinya membutuhkan pengeluaran atau biaya baik banyak maupun sedikit. Seperti halnya perkembangan di dunia pendidikan juga perlu adanya faktor penunjang berupa biaya yang besar serta transparan demi tercapainya visi.
Benar 20% dari uang negara dianggarkan untuk pendidikan, namun sudah transparankah? sudah benar-benar dialokasikan untuk pendidikankah? apakah distribusi anggaran sudah merata baik kota maupun kabupaten? atau bahkan sama sekali tidak masuk kantong pendidikan?
Jika semuanya benar-benar sudah dilakukan mengapa masih saja pendidikan menjadi satu hal yang seringkali dikeluhkan oleh banyak warga Indonesia? Lalu kemanakah dana 20% uang negara itu dialirkan? Seharusnya dengan 20% uang Negara yang dianggarkan untuk pendidikan tidak ada lagi keluh kesah bahwa pendidikan itu mahal dan tidak berkualitas.
Hal terpenting yang harus diwujudkan adalah semua warga Indonesia khususnya usia pelajar 5 – 18 tahun harus mengenyam pendidikan. Delapan puluh persen anak Indonesia putus sekolah karena kesulitan ekonomi untuk membeli pakaian seragam, buku, transport atau kesulitan ekonomi yang mengharuskan mereka harus bekerja sehingga tidak mungkin bersekolah. Di daerah pedalaman banyak sekolah yang berjarak sangat jauh untuk ditempuh dari rumah. Lantaran Indonesia memang negara kepulauan, bergunung-gunung, dan populasinya menyebar sehingga tidak ada jaminan kuantitas dan kualitas pendidikan yang baik bagi orang yang tinggal di pedalaman. Masalah kuantitas seperti ini dari tahun ke tahun tidak kunjung terselesaikan bahkan semakin meningkat.
Benar kualitas pendidikan di Indonesia sangat kurang di banding negara-negara berkembang lainnya. Dan saat ini memang terbukti banyak sekolah dan kampus yang menggalakkan suatu perbaikan kurikulum agar setara dengan kualitas internasional. Namun sekali lagi yang disayangkan ketika peningkatan kualitas yang tidak dibarengi dengan peningkatan kuantitas pelajar Indonesia akan menjadikan masalah pendidikan Indonesia semakin terpuruk. Masih banyak anak usia pelajar yang tidak dapat bersekolah dengan alasan-alasan yang mungkin klasik.
Harapannya anggaran dana pendidikan yang sekian banyak benar-benar dialirakan ke kantong pendidikan, sehingga kuantitas maupun kualitas pendidikan dapat diperbaiki dan ditingkatkan. Dengan meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan tentunya diharapkan tidak ada lagi anak-anak putus sekolah, anak pedalaman juga turut mengeyam pendidikan, pendidikan tersebar merata di setiap daerah di Indonesia, banyak prestasi yang diraih Indonesia dalam bidang pendidikan, turunnya angka pengangguran di Indonesia karena kualitas pendidikan yang bagus, dan tentunya dapat bersaing dengan negara lain.
Semua hal yang diungkapkan di atas hanya sebagian kecil dari masalah pendidikan yang perlu diperbaiki, masih banyak harapan dari warga Indonesia yang menginginkan agar pendidikan Indonesia menjadi lebih baik yang tentunya tidak lepas dari tanggung jawab pemerintah saat ini. Semoga dengan banyaknya essay yang dikirim pelajar Indonesia menjadikan inspirasi cerah untuk pendidikan di Negara tercinta, Indonesia.